Dari Brigade Pangan ke Swasembada: Strategi Sampang Menahan Laju Krisis Pangan
SAMPANG | Pemerintah Kabupaten Sampang kembali memacu penguatan sektor pertanian melalui pelatihan penyempatan tenaga kompeten Brigade Pangan Angkatan 141 yang digelar di rumah Haryono, di Desa Kemoneng kabupaten Sampang, Madura salah satu tokoh pertanian daerah setempat. Pelatihan ini menghadirkan manager, operator keuangan, operator alsintan, operator prapanen, dan operator perbengkelan.
Kegiatan tersebut dipimpin langsung Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sampang, Suyono, yang menilai penguatan kapasitas SDM lapangan menjadi instrumen kunci menghadapi potensi krisis pangan nasional. “Pertanian masih menjadi sektor yang paling strategis. Tantangannya bukan hanya produksi, tapi juga regenerasi petani,” ujarnya. Kamis, (4/12/2025).
Suyono menyoroti fenomena klasik: minimnya minat anak muda untuk terjun ke sawah. Pandangan bahwa pertanian tidak menjanjikan membuat sektor ini ditinggalkan generasi muda, padahal peluang ekonominya terbuka lebar.
Ia mencontohkan sejumlah petani lokal yang berhasil mengembangkan usaha mulai dari penangkaran benih, wisata petik melon, hingga sosok Pak Mahfud yang kini menjabat sebagai anggota dewan berkat kiprah di dunia pertanian.
“Pertanian bisa mengubah hidup, dan banyak contoh di Sampang. Ini yang harus dipahami generasi milenial,” kata Suyono.
Dalam paparannya, Suyono menyebut tren produksi padi di Sampang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir:
- 2023: 311 ribu ton
- 2024: 325 ribu ton
- 2025. : 370 ribu ton
Ia menilai angka tersebut bukan hanya hasil kerja keras petani, tapi juga bukti bahwa produktivitas Sampang mampu menahan tekanan krisis pangan nasional. Menariknya, sebagian besar hasil panen masyarakat tidak dijual, melainkan disimpan untuk konsumsi rumah tangga indikator kuatnya kemandirian pangan di tingkat keluarga.
Pelatihan Brigade Pangan disebut sebagai salah satu instrumen kunci untuk memperkuat basis produksi, memastikan ketersediaan tenaga kompeten, serta mempercepat profesionalisasi sektor pertanian di Sampang.
Menurut Suyono, strategi ini bukan sekadar mengejar angka tanam dan panen, tapi membangun swasembada pangan daerah agar masyarakat tidak tercebur dalam arus krisis pangan global.
“Kalau SDM kuat, teknologi jalan, dan petani muda mau turun, Sampang bisa jadi contoh daerah yang mandiri pangan,” katanya menutup arahannya.





